Kerusuhan yang terjadi pada hari Rabu (01/02/2012), yang melibatkan para suporter sepak bola Al-Masry dan Al-Ahly dalam pertandingan Liga Mesir di stadion sepak bola Port Said, mengakibatkan sekitar 74 orang tewas dan hampir 1000 orang luka-luka.
بور حزين - plesetan untuk kata Port Said.
Ilustrasi ini menggambarkan kesedihan akibat kerusuhan yang terjadi di stadion sepak bola Port Said, Mesir (01/02/2012) |
"Setelah pertandingan, preman dilepaskan ke arah para fans, mereka membunuh dan mengusir mereka, sementara pasukan polisi berdiri menyaksikan tanpa berbuat apa-apa. Itu adalah bentuk perlawanan balas dendam para polisi terhadap kelompok Ultra dan kelompok pendukung revolusi, padahal kami sedang dihukum oleh SCAF dan Kepolisian atas revolusi kita, sementara Mubarak dan anak buahnyabelum divonis untuk kejahatan tunggal yang mereka lakukan selama 30 tahun terakhir," ungkap Abdelrahman Sharaf, salah seorang teman saya dari Kota Aleksandria yang turut menjadi saksi kerusuhan tersebut.
SPORTS.NET - Pemain Al-Ahly, tim sepak bola yang paling
dicintai oleh masyarakat Mesir, bubar ketika suporter yang
lawan yang menggila berhamburan memasuki lapangan.
|
Pernyataan dari salah satu pemuda Mesir tersebut juga ditulis dalam artikel terbaru di situs Al-Jazeera. Kelompok Ultra, jaringan penggemar fanatik sepak bola Mesir, mengutuk polisi yang dianggap sengaja membiarkan perusuh menyerang mereka. Permusuhan antara kelompok revolusi dan polisi ini terjadi sejak tahun lalu, setelah kelompok revolusi menghadapi kekerasan yang dilakukan oleh kepolisian saat masa pemberontakan untuk menggulingkan Mubarak.
Setidaknya, kini 50 orang yang diduga sebagai provokator telah ditahan. Proses pemakaman bagi korban juga telah dilaksanakan di Port Said dan dihadiri oleh ratusan pelayat. Hari ini Mesir masih memperingati hari berduka, yang secara nasional dilakukan selama tiga hari pascabentrokan tersebut.
Sumber eksternal:
Sumber eksternal:
Komentar
Posting Komentar