Tempat Menarik di Jakarta untuk Bawa Turis Asing

Tempat menarik di Jakarta untuk bawa turis asing ke sana... Maksudnya gini... Kita yang orang Jakarta mungkin malas kalau ditanya tempat liburan mana yang bagus untuk dikunjungi turis asing--terlebih kita sendiri yang diminta untuk bawa mereka.

Dari lima turis asing bule yang pernah mengajak saya hang-out lewat situs Couchsurfing, rata-rata mereka menjadikan Jakarta sebagai kota transit yang hanya disinggahi sesingkat-singkatnya. Alhasil, mereka tertarik untuk mendatangi tempat-tempat ikonik di Jakarta.

Tempat-tempat ikonik di Jakarta contohnya Monas, Munas, Museum Fatahillah dan Kota Tua, Istiqlal mungkin, Taman Mini mungkin. Di antara semua bule yang pernah saya temani, ada yang sudah membuat wish-list sendiri atau menyerahkan semuanya pada saya.

Kalau kebetulan kamu diminta ide sama mereka tempat mana aja di Jakarta yang bagus didatangi, berikut beberapa tempat-tempat menarik versi pengalaman saya:

1. Monas (Monumen Nasional)

Ini mainstream banget sih. Tapi ini sering jadi tempat yang paling ingin didatengin turis asing untuk petama kalinya. Saya sendiri sudah dua kali ajak turis ke sana, terakhir akhir tahun 2017 lalu.
Fyi, sekarang tiket masuknya Rp15.000, nggak dibedain harganya untuk turis domestik dan internasional. Untuk tiket naik ke puncak Monas saya kurang tau.

Tapi kemarin saya dan satu turis dari Ukraina ini tiba-tiba ditawarin naik ke puncak, walaupun di loket dibilang penuh. Sepertinya memang bisa naik secara private, tapi harganya.. Hmm.. Pikir-pikir lagi deh, kecuali turis yang kamu ajak ini nggak keberatan dengan harganya!

Anyway, membawa turis asing ke Monas ini masih jadi ide bagus karena Monas ikon Jakarta, destinasi turis yang direkomendasikan, berada di kawasan VVIP atau Ring 1, banyak moda transportasi umum yang bisa diambil untuk sampai ke Monas, dan bikin kalian banyak jalan kaki!

2. Makan di Jalan Veteran I

Habis capek jalan jauh kelilingin Monas kemarin, saya ajak turis Norwegia saya cari makan di Jalan Veteran I. Sebelumnya saya tawarkan makan di Jalan Sabang, tapi waktu itu posisi kita setelah keluar Monas lebih dekat ke sana.

Jalan ini ada di ujung Jalan Merdeka Utara, ke arah Stasiun Juanda atau Istiqlal. Di sana ada apa sih? Ada Ragusa, kafe es krim Itali favorit saya hhe. Tapi ada beberapa tempat yang menjual makanan Indonesia.

Yang kami datangi kemarin ada di sebelum Ragusa. Di satu tempat itu ada penjual gado-gado (salad Betawi), asinan Bogor, sate ayam, dan makanan khas Palembang. Bule yang saya bawa ini mau coba tiga makanan itu. Dan bener aja dia lahap sampai abis, walaupun tiga-tiganya berbahan saos kacang manis...

Harganya? Mahal saudara-saudara. Total Rp80k. Mungkin karena saya bawa teman turis, atau karena memang dijual di daerah wisata yang sering kedatangan turis (pedagangnya aja pede nyapa bulenya). Kesimpulannya, kalau mau ngajak bule makan di sekitar Monas, mending Sabang aja #AnakGaulSabang :p

3. Kota Tua

Ini dia lokasi andalan yang sering jadi wish-list teman-teman turis saya. Saya sendiri suka males ke sana--khususnya di akhir pekan atau hari libur. Alasannya bukan karena aksesnya susah, tapi banyak anak-anak alay xD

Pernah teman turis saya susah gerak karena tiap lima meter diminta foto. Ada lagi yang tiba-tiba disamperin anak sekolah/mahasiswa yang speak speak bahasa Inggris buat tugas atau minta sumbangan. Duuuh, pokoknya riweh kalau ke sana... Saya aja pusing tujuh keliling.

Tapi tapi, Kota Tua ini memang ikonik banget. Juga ada banyak museum yang perlu ditengok, seperti Museum Sejarah Fatahillah, Museum Keramik, Muaeum Wayang, Museum BI, Museum Bank Mandiri, Museum Bahari. Yang terpenting jangan ke sana di Hari Senin ya!

4. Pecinan di Glodok

Baru sekali kemarin saya diminta untuk anterin turis ke Pecinan Jakarta. Yang saya tau ya di Glodok, Jakarta Barat. Saya ajak teman saya jalan kaki dari Jalan Kemurnian, berujung ke Wihara Petak Sembilan dan dua wihara tetangganya. Lalu ke pasar tradisional Pecinan dan berakhir di Pantjoran Tea House.

Kalau boleh jujur, daerah pecinan ini cukup semeraut. Lingkungan Wihara di sana mungkin juga bikin nggak nyaman karena banyak (maaf) gelandangan duduk-duduk di teras atau halamannya. Sudah begitu ada pasar juga kan, kalau datang pagi atau sore pasti ramai. 

Kalau teman turis kalian suka foto-foto, tempat ini boleh lah. Tapi kalau yang penasaran, bawa aja dulu. Setelah kelihatan bosan atau lelah, bawa aja ke Pantjoran di ujung jalan. Di sana ada kafe teh bekas apotek tua yang baru beberapa tahun dibuka.

Coba minum teh gratis Patekoan dulu, baru masuk ke dalam untuk beli es potong mewah atau minum teh yang lebih bervariasi dan mengisi perut lagi dalam suasana kafe yang klasik. Tapi siap-siap keluarkan uang ekstra banyak hhe.

Saran plus-plus: kalau mau merasakan suasana lain dari Pecinan Glodok, coba bawa teman turis kamu ke Candra Naya, rumah mayor yang dibiarkan tetap eksis di tengah bangunan Hotel Novotel. Di sana kamu bisa melihat isi rumah yang kaya benda-benda budaya dan tradisi Tiongkok, serta sedikit penjelasan sejarah. Ada juga Kopi Oey kalau mau melepas lapar dan dahaga.

5. Ancol dan Dufan

Kalau teman turis kamu cuma mau diajak seru-seruan, bukan serius nyimak koleksi museum, ajaklah mereka ke Dufan! Ini pernah saya lakukan bersama satu turis dari Denmark, yang sebelumnya memang sudah pernah ke tempat-tempat wisata ikonik yang disebutkan di atas.

Siapkan waktu luang sehari kalau memang waktu di sana. Selain karena sayang sama biaya tiket masuknya yang mihil (tetep ya kere!), waktu seharian kadang bikin kamu nggak puas nyobain semua wahana di Dufan (apalagi kalau kamu jarang-jarang ke sana).


Pengalaman kemarin di Dufan bersama turis ini menyenangkan. Doi pun senang karena di Denmark taman hiburannya nggak punya wahana sebanyak dan sekreatif Dufan. Keuntungannya datang ke sini juga, dalam suasana gembira dan terkuras adrenalinnya, bonding kamu dan teman turis ini bisa lebih kuat (cocok banget kalau emang ada niat buat ngegebet ye kan?) #AliranSesat

6. Taman Mini Indonesia Indah

Dari sehitungan jari turis asing yang pernah meminta saya untuk jadi pemandu wisata dadakan di Jakarta, baru ada satu (eh dua sekaligus) yang mau saya bujuk untuk datang ke TMII.

Selain karena tempat itu destinasi wisata paling (paling) dekat dari rumah saya, tiket masuknya masih murah, dan di sana kita bisa menunjukkan keragaman Indonesia dalam satu tempat! 

Kalau teman turis kalian baru akan memulai liburannya di Indonesia di Jakarta, ajak dia ke TMII dan promosikan daerah-daerah menarik di Indonesia dengan mendatangi puluhan anjungannya.

Di sana juga banyak museum menarik kok. Bahkan kemarin saya ajak dua turis Skandinavia saya sekaligus ke Museum Reptil yang melihara seekor Komodo! Saya bilang, "Kalian beruntung karena nggak perlu jauh-jauh ke NTT buat liat hewan purba ini!"


Keseruan lainnya yang pernah saya lakukan bersama teman turus lainnya adalah ngebut naik sepeda roda (dan jok) tiga, naik kereta gantung, ketemu orang asli Papua dengan pakaian adatnya (yang bikin kaget teman bule saya), ngobrol dengan penjaga rumah adat yang sudah tua, lalu makan, dan juga makan. Pastikan ada waktu luang seharian untuk ke TMII.

7. Galeri Indonesia Kaya

Mau ajak teman turis kalian ke museum yang lebih modern. Coba ajak mereka ke Galeri Indonesia Kaya yang ada di Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta Pusat. Bagi yang belum pernah, di sana kalian bisa belajar banyak tentang daerah dan budaya Indonesia dalam kemasan teknologi interaktif. Semuanya serba digital! Dan pastinya gratis! #HidupGratisan


Dari situ bisa mampir ke bioskop di mana ada photo booth. Waktu itu saya pernah aja teman turis saya foto-fotoan seru di sana buat kenang-kenangan xD Cara ini better daripada minta selfie atau difotoin berdua aja hha.


8. Acara pameran seni

Pengalaman pertama jadi guide Couchsurfer bule, saya janjian dengan turis Finlandia ini untuk pergi ke pameran seni tiga dimensi di satu mal di Jakarta Selatan. Ide ini saya yang usulkan karena tau dia suka seni dan tidak lagi butuh pergi ke tempat wisata mainstream di Jakarta. Kebetulan yang luar biasa! 

Kok bisa tau dia suka seni? Karena dia sudah menghubungi saya sebulan sebelum sampai di Indonesia dan kita mengobrol banyak :) 

----------

Jadi itu sedikit tempat menarik di Jakarta yang pernah dan saya rekomendasikan dan datangi bersama turis asing yang pertama kali ke Jakarta. 

Oh ya, di sini saya juga mau membagikan tips bagaimana membawa/memandu turis asing secara personal dengan baik:

1. Jadi pemandu yang baik. Maksudnya tawarkan bantuan, jadi tuan rumah yang tau daerahnya sendiri, punya komunikasi baik.

2. Jangan takut bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Jangan takut ngomong bahasa Inggris, apalagi kalau teman turismu bukan orang Inggris.

3. Terbuka. Jadilah orang terbuka yang mau bicara dan bercerita apa saja. Kalau mereka mau minta ditemani kamu, artinya mereka juga siap terbuka. Terbuka juga berarti kamu siap bertoleransi ya.

4. Disiplin waktu. Jangan sampai karakter bangsa tercoreng karena kamu T-E-R-L-A-M-B-A-T saat janjian dan merusak agenda mereka yang mungkin terbatas.

Komentar

  1. Saya penasaran sama Pantjoran. Kelihatan unik tempatnya :)

    BalasHapus
  2. Ikonik banget menurut aku. Makan di sana juga asik dan tempatnya klasik banget :)

    BalasHapus
  3. Bisa temenin jadi guide sekarang nggak

    BalasHapus
  4. Boro boro bawa turis asing, bahasa Inggris aja belum nggenah wkwk

    BalasHapus

Posting Komentar